Skip to main content

Skincare Routine : Long-term Investation

Invest in your skin. It is going to represent you for a very long time -- Linden Tyler
Sepertinya membuka postingan kali ini dengan quote di atas rasanya cukup oke untuk dilakukan. Or should I say, saya termasuk tipe yang senang membuka setiap tulisan saya dengan quote.. entah dari orang lain, maupun quote galau hasil keisengan saya menghimpun makna dalam kata. *ceileh. haha

Sebelum setahun yang lalu saya melirik dunia skincare, saya masih stuck dengan pemikiran "Apasih skincare? buang-buang duit. Ngapain sih perawatan? terima takdir aja deh udah, nggak cantik mah nggak cantik aja, and so on... pemikiran-pemikiran lain semacam itu.
Tapi kemudian, seperti yang saya katakan dari postingan sebelumnya. Afterall, skincare itu tidak sebatas buang-buang duit percuma seperti kalau jajan makanan yang sekali makan langsung habis. Skincare bukan pula tentang sebatas membuat paras menjadi cantik. Bicara skincare, sesungguhnya kita bicara tentang investasi. Dan bicara tentang investasi, tentu saja kaitannya dengan manfaat jangka panjang, salah satu poin utamanya yaitu sebagai upaya preventif kanker kulit, anti-aging, dll. Lain halnya dengan make-up yang bisa meng-cover untuk jangka waktu tertentu saja. Lagipula, kulit yang terawat pun memudahkan make-up bertahan lebih baik, dan riasan terlihat lebih oke.

Baiklah... sebagai permulaan skincare routine, saya melansir dari skincare by Alana terkait apa-apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan serangkaian skincare routine.. yaitu..

1. Identifikasi jenis kulit. Penting untuk kita mengetahui jenis kulit wajah agar dapat memilih produk skincare yang sesuai dengan jenis kulit sehingga tidak membuat wajah break-out.

2. Start with sample. Poin ini menjadi penting dilakukan untuk mengetes apakah kulit kita cocok dengan produk yang ingin kita beli. Kalau ada, mulai dengan mencoba tester dari produk yang ada. Tapi kalau tidak ada, sebagai alternatif, bisa beli produk dengan versi mini, travel size, atau sekarang pun banyak online shop yang menjual produk dalam bentuk share-in-jar.

3. Figure out what works. Setelah mencoba memakai produk, mulai lihat apakah produk yang dipakai menyebabkan efek negatif, atau baik-baik saja, atau justru berefek baik pada kulit kita.

4. Have patience. Perlu diingat kembali! skincare routine bertujuan untuk long-term duration. Sehingga jelas butuh kesabaran untuk merasakan hasilnya.

5. Discuss with your dermatologist. Diskusikan dengan ahli dermatologi atau dokter kulit. Well, ini pilihan. Tapi jelas akan lebih baik jika dilakukan. Poin ini memunculkan dua opsi, tapi bisa juga dikolaborasikan menjadi satu opsi saja. Pertama, bisa bertemu konsultasi dulu dengan ahli dermatologi untuk mencari tahu produk yang seperti apa yang cocok untuk kulit kita. Biasanya di klinik-klinik kecantikan pun difasilitasi dengan konsultasi dokter (meskipun pada umumnya setelahnya kita dituntut untuk membeli produk yang diresepkan/direkomendasikan oleh yang bersangkutan). Kemudian opsi kedua, mengidentifikasi sendiri jenis kulit kemudian mencari referensi produk yang disarankan (Well, Google know everything about it, tough. Haha)

Kalau saya pribadi, tahap 1, 2, dan 5 saya lakukan sekaligus, tetapi dengan urutan terbalik, tapi masih satu waktu. Saya waktu itu konsultasi di Artistry Beauty Center, di Mall Kota Kasablanka. Disini saya di cek dengan menggunakan alat, di foto, kemudian di identifikasi jenis kulit, tingkat hidrasi kulit, masalah kulit yang mungkin timbul pada kulit wajah, dan sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan rekomendasi produk, disertai dengan testernya. Tapi tidak harus beli, kalaupun beli, ada garansi produk apabila tidak cocok, dalam jangka waktu tertentu bisa dikembalikan lagi. Euh, mantap pisan! Haha

Nah...jenis kulit saya termasuk dalam kategori "acne-prone sensitive", atau deskripsi gampangnya, mudah berjerawat dan sensitif, kombinasi. Untuk produk skincare routine sendiri, yang sekarang sedang saya pakai yaitu:

image credit : Dokumentasi Pribadi


1. First Cleansing : Acnes Milk Cleanser.
Bentuknya cream, tapi saya rasa agak lengket kalau cleanser ini diaplikasikan ketika kulit wajah kering. Jadi biasanya wajah saya basahi dulu. Opsi lain selain merk ini yaitu Viva Milk Cleanser varian green tea, karena si Acnes milk cleanser ini lumayan sulit juga ditemukan di drug store.

2. Second Cleansing: Acnes Creamy Wash, ini facial wash holy grail untuk kulit wajah acne-prone seperti saya. heheu, berapa kali pingin coba yang lain tapi belum ada lagi yang cocok, yang terjadi justeru break-out, bruntusan, etc. Jadilah pada akhirnya kembali ke Acnes Creamy Wash ini. Sudah berkali-kali repurchase. :)

3. Scrub : St.Ives Apricot Scrub varian Fresh Skin (hijau). Sebenarnya saya lebih suka yang Blemish Scrub, tapi karena waktu itu stok di Watson hanya tinggal ini yang versi travel size-nya, jadilah saya pakai yang ini saja. But, so far so good. Baik St.Ives Scrub varian blemish ataupun fresh menurut saya they both cleanse my face well, banget malah! Habis pakai ini tuh wajah rasanya jadi mulus gitu, komedo, blackhead, kulit kasar, apalah apalah.. rasanya rontok semua digerus sama ini scrub. Mantep pisan! Haha. Ini saya pakai seminggu 2x atau sering juga setiap 2 hari sekali.

4. Toner : Acnes Toner
Diaplikasikannya bisa menggunakan kapas, atau langsung dituang di tangan kemudian ditepuk-tepuk di wajah. So far, saya suka banget sama toner ini, tapi entah mengapa kok lumayan susah ditemukannya di drug store. Opsi kedua kalau produk ini nggak ada biasanya saya pakai toner Viva yang Green Tea.. itu juga oke. Alcohol free..

5. Serum : Artistry Hydra-V Vital Skin Serum Concentrate.
Serum paling favorit dan paling oke. Meskipun pricey, tapi hasilnya bener-bener oke di wajah. Mudah meresap, dan rasanya semua nutrisi kulit untuk wajah sudah lengkap ada disini. Kemampuan penetrasi serumnya juga bagus banget serum ini. Setelah pakai kulit wajah jadi lebih lembab, kenyal, hydrating banget, tapi nggak minyakan. Gimana ya? Enak banget deh pokoknya. Well, price decides quality after all. haha

7. Acne Gel / Lotion : Clean & Clear Acne Clearing Gel
Tipe kulit Acne-Prone memang gampang sekali bermasalah dengan berjerawat, sekali dua kali absen membersihkan muka saja, besoknya sudah berjerawat. Ckckck
Nah.. ini juga yang membuat acne gel wajib ditambahkan dalam tahapan skincare sehari-hari ketika jerawat timbul. Ini opsi kedua saya untuk soal Acne lotion/gel. Rekomendasi acne lotion yang lebih ampuh buat saya sebenarnya Acne lotion dari Larissa Aesthetic Center. Tetapi berhubung sulit didapat kalau tidak ke kliniknya langsung, opsi paling mudahnya yaitu mencari produk drugstore. But so far, Clean & Clear Acne Clearing Gel ini ampuh juga kok. Sekitar 5 -7 hari dioleskan, jerawat mulai sembuh. Kalau saya pakainya setiap pagi dan malam.

7. Sunscreen/Sunblock : Acnes UV Tint SPF 35 PA +++
Ini Sunblock yang oke sejauh yang pernah saya coba. Coverage-nya yang lumayan matte bagus untuk sekalian jadi foundation. Sebelumnya pernah pakai Wardah yang gel, sama Artistry. Untuk Wardah sunscreen gel, saya suka dengan teksturnya, tapi SPF nya kurang tinggi dan mudah hilang kalau kena air/keringat, jadi kurang bisa melindungi wajah dengan maksimal. Kalau Artistry, SPF dan PA-nya tinggi. Tapi saya kurang suka teksturnya yang terlalu thick dan entah mengapa kalau habis pakai sunblock ini saya seperti habis pakai make-up tebal gitu, kurang nyatu warnanya dengan kulit wajah saya yang sawo matang. Mungkin karena orang Amerika warna kulitnya lebih putih mungkin ya? haha
Anyway, saya pakai sunscreen selama beraktivitas pagi dan selama kena matahari saja.

7. Masker : Laneige Water Sleeping Mask, Laneige Lip Sleeping Mask.
I love mask! Haha... diantara semua tahap, saya paling senang dengan masker. Rasanya hampir setiap hari saya pakai masker. Laneige water sleeping mask ini enak sekali dipakainya. Teksturnya mudah meresap, dan begitu malamnya dipakai, keesokan bangun tidur paginya kulit  wajah jadi terasa kenyal, lembut, wah... suka deh pokoknya. Tapi untuk Laneige ini saya pakai seminggu 2-3 kali saja. Selebihnya, saya menggunakan mask sheet (masker tisu lembaran) atau masker organik, yang bisa dipakai tiap hari.
Untuk Lip Sleeping mask nya sendiri, pemakaian wajib saya memang sebelum tidur, tetapi sering juga saya pakai sebagai lip balm juga, mengingat entah mengapa bibir sering sekali kering sampai terkadang mengelupas begitu. Ini juga solusi oke untuk melembabkan bibir. Solusi lebih mudahnya sih... banyak-banyak minum. Cukupi kebutuhan konsumsi harian Air Mineral kita.

Mungkin jadi timbul pertanyaan ya? Kok hampir semua brand-nya Acnes? Haha... entahlah.. dari pengalaman saya surfing rekomendasi skincare untuk kulit acne-prone, forum-forum beautycian macam moeslema, beautynesia, femaledaily, bacaterus, dll merekomendasikan brand ini dan memang relatif lebih mudah ditemukan di drugstore, dan sepengalaman saya coba beberapa brand, yang paling cocok kebetulan ini.

Nah....
Diantara semuanya, sebenarnya ada satu tahapan skincare yang belum saya temukan produk yang cocok sehingga belum saya pakai, yaitu moisturizer. Saya sudah mencoba satu dua brand tapi belum ada yang cocok. Berhubung kulit saya sensitif, saya jadi hati-hati sekali dengan rekomendasi brand sebelum saya cek ingredientsnya dulu. So, kalau sekiranya ada rekomendasi pelembab/moisturizer yang bagus untuk kulit acne-prone sensitive, tolong saya diberitahu yaa~

Baiklaah, sekian postingan panjang kali ini,
Terima kasih yang sudah baca sampai sini. :)

Comments

Popular posts from this blog

Book's Review : Don't Be Sad (Laa Tahzan) >> Recommended book over years!

Bismillah.. Assalamu'alaykum :) Selamat pagi, siang, malam ^^ (silahkan sesuaikan dengan waktu kapan anda membaca postingan saya ini) Sebelum memulai review, seperti biasa, postingan saya akan diwarnai dengan curhatan yaa. hha :P Akhirnya, malam ini, setelah selama kurang lebih hampir dua minggu penuh waktu tidur saya berantakan sekali, sampai waktu tidur pun bisa saya hitung... selama dua minggu ini, saya hanya memiliki waktu tidur hanya 16 jam. Rinciannya kira-kira, selama seminggu pertama terhitung sejak tanggal 5-9 Mei, saya tidak punya waktu tidur sama sekali. Bukan ding, sebenarnya bukan tidak punya. But thanks to my perfectionist personality. Saya tidak bisa tenang untuk tidur sama sekali sebelum saya menyelesaikan project wajib mahasiswa tingkat akhir, yang tak lain dan tak bukan adalah S.(Kri)Psi BAB 4 dan BAB 5. Bukan, sama sekali bukan maksud hati ingin bilang kalau saya keren banget bisa bertahan selama itu mainan sama BAB 4. Justru sebaliknya, saya belum m

Your heart need a break

Being kind to yourself is a process, You've lived under people expectations over years, And those conditions not frequently making you wounded and leaving a scar. But afterall, life is never fail to give you lessons. So now, time for you to be healed, not to forget your wound, but to accept and thank them. Thank them for the lesson you've learned, just so you will address a merciful future life. Indeeed, there are no guarantee that you won't experience a painful event anymore. But hey... a strong heart always need an exercise to level-up, isn't it? _2021, February 12th_ (copyright image : blog.cityspotsfitness.com)

Book Review : Happy Little Soul >> One of the best parenting guidelines for every mom (and mom gonna be)

Identitas Buku Judul : Happy Little Soul Penulis : Retno Hening Palupi (@retnohening) Editor : Tesara Rafiantika Penerbit : Gagas Media Harga buku : IDR 80,000 Dokumentasi pribadi When you're a mother, you're never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself, and once for her child -- Sophia Loren  Ya, kurang lebih, quote diatas mewakili kesan yang saya dapat sepanjang saya membaca buku ini, lembar demi lembarnya. Di buku ini, saya seakan dibawa untuk mengerti dunia perjuangan sebagai ibu. Mulai dari menahan rasa mual, sakit, lemah ketika mengandung, lalu kemudian memuncak menjadi rasa sakit yang begitu hebat saat kontraksi akan melahirkan. Setelah melahirkan, lantas kemudian berusaha membangun bonding  dengan anak saat menyusui. Ah, rasanya jatuh bangun berkali-kali, waktu tidur yang berantakan, dan semacamnya itu menjadi panganan sehari-hari ketika peran seorang ibu mulai dipegang. Tidak sampai situ saja, memutar otak